KORAN TALK - Iptu Herman Sinaga, Kanit Pidum Polres Langkat diyakini rutin menerima setoran dari koordinator togel bernama Supriatin.
Dalam keterangannya, Supriatin sempat mengatakan, bahwa dia dua minggu sekali mengirimkan uang Rp 25 juta ke Iptu Herman Sinaga dengan cara transfer.
Soal dugaan setoran ini, apa yang disampaikan Supriatin diyakini benar adanya oleh Kodam I/Bukit Barisan.
Saat menggelar konfrensi pers, Kepala Penerangan Kodam I/Bukit Barisan, Kolonel Inf Rico J Siagian mengatakan, bahwa apa yang disampaikan Supriatin setelah ditangkap Detasemen Intelijen Kodam I/Bukit Barisan bukan rekayasa.
Rico bilang, pengakuan Supriatin soal setoran ke sejumlah oknum polisi bukan karena ada intimidasi dari TNI AD.
"Dari kami, Deninteldam tidak ada melakukan intimidasi, pengancaman, ataupun intervensi. Dan pada saat pemeriksaan biasa-biasa saja. Dan itu sudah saya cek kebenarannya," kata Rico, Jumat (18/8/2023) sore.
Soal video kedua dari Supriatin yang diduga direkam di Polres Langkat, dan ada menyebutkan bahwa anggota Kodam I/Bukit Barisan melakukan intimidasi terhadap tersangka judi itu, kata Rico tidak benar.
Bahkan, lanjut Rico, gegara video kedua itu, Kapolres Langkat, AKBP Faisal Rahmat Husein Simatupang sudah menyampaikan permohonan maafnya ke Kodam I/Bukit Barisan.
Permohonan maaf itu disampaikan langsung Kapolres Langkat ketika datang menemui Komandan Intelijen Kodam I/Bukit Barisan bersama Kasat Reskrim Polres Langkat.
"Mereka juga berjanji akan mengusut terkait dengan video kedua itu. Kita tunggu saja," katanya.
Kapolres Langkat Irit Bicara
Kapolres Langkat, AKBP Faisal Rahmat Husein Simatupang enggan memberikan keterangan lebih lanjut soal adanya dugaan, bahw Kanit Pidum Polres Langkat, Iptu Herman Sinaga menerima setoran judi togel dari Supriatin.
Ketika dikonfirmasi Selasa (15/8/2023) lalu, Faisal cuma mengatakan bahwa pengakuan Supriatin itu masih didalami.
"Sedang didalami ya," kata Faisal.
Dia tidak menjelaskan lebih lanjut, upaya hukum apa yang diambil terhadap Iptu Herman Sinaga, Bripka Harry Gaol, dan Aipda Jhon Piter Hutasoit.
Ketiga nama anggota Polri itu, disebut-sebut dalam kasus judi togel.
Bahkan, ada juga dugaan keterlibatan penerimaan setoran dari pejabat Polsek Stabat dan Polsek Secanggang.
Sayangnya, tak ada penjelasan lebih lanjut soal kasus ini.
Dugaan Keterlibatan Oknum Koramil
Perkara judi togel yang diungkap Kodam I/Bukit Barisan ini tidak hanya melibatkan oknum polisi saja.
Ada dugaan, bahwa petugas Koramil di Kabupaten Langkat juga terlibat.
Sesuai penuturan koordinator togel bernama Supriatin, ia juga memberikan setoran Rp 1,5 juta kepada anggota Koramil.
Soal setoran ke anggota Koramil ini, Kepala Penerangan Kodam I/Bukit Barisan, Kolonel Inf Rico J Siagian mengaku masih mendalaminya.
"Terkait masalah pernyataan ataupun pengakuan dari Suprihatin yang mengatakan bahwa ada setoran ke Koramil Rp 1,5 juta itu kita dalami," kata Kolonel Rico J Siagian, Sabtu (19/8/2023).
Rico bilang, dari pengakuan Supriatin, uang sebesar Rp 1,5 juta itu diserahkan ke Bripka Harry Gaol, untuk didistribusikan ke sejumlah oknum aparat.
Inilah yang kata Rico belum jelas faktanya.
Apakah uang tersebut memang diserahkan ke anggota Koramil atau hanya ngaku-ngaku saja.
"Jadi kami belum bisa menindaklanjuti, baru keterangan, pengakuan. Dimana pendistribusian itu dilakukan oleh Bripka HG," kata Rico.
Bantah Jadikan Polisi Sebagai Target
Kolonel Rico J Siagian membantah Kodam I/Bukit Barisan menjadikan polisi sebagai target operasi penangkapan.
Kata Rico, saat anggota Deninteldam I/Bukit Barisan mengungkap kasus judi, kebetulan ditemukan ada keterlibatan oknum polisi.
Yang saat itu terang-terangan terlibat adalah Aipda Jhon Piter Hutasoit, anggota Polsek Stabat.
Rico pun membantah pihaknya tidak ada berkoordinasi dengan Polda Sumut soal penangkapan ini.
"Bukan tidak berkoordinasi. Kami berkoordinasi dengan Propam Polda. Mungkin awalnya seperti itu. Namanya mungkin satu tim, satu kelompok ada upaya untuk dilepaskan. Ya itu wajar," kata Kolonel Rico J Siagian.
Kodam I/Bukit Barisan memastikan Aipda Jhon Piter Hutasoit sebagai kordinator lapangan dan mendapat keuntungan sebesar 6 persen perharinya dari bisnis haram tersebut.
Usai ditangkap, personel Polres Langkat itu langsung diserahkan ke Polda Sumut.
Namun sempat ditolak karena yang diamankan bukan perwira polisi, sehingga penanganannya masih di Propam Polres Langkat.
"Iya, Korlap. Kita proses sesuai aturan dan 1x24 jam kita serahkan ke Polda Sumut. Tidak ada kita tahan-tahan," katanya.
Penangkapan Supriatin, koordinator togel di Kecamatan Stabat dan Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat menguak aliran setoran ke sejumlah oknum polisi dan TNI.
Dari informasi diperoleh KORAN TALK, omzet judi togel yang dikendalikan Ziki dan Supriatin mencapai Rp 60 juta per hari.
Tak heran, jika Supriatin dalam keterangannya mengaku rutin memberikan setoran kepada anak buah Kapolda Sumut dan Pangdam I/Bukit Barisan yang bertugas di wilayah Kabupaten Langkat dan sekitarnya.
Dari keterangan di lapangan, ada 12 titik judi togel yang dikendalikan Ziki dan Supriatin.
Adapun rinciannya Am (Gohor) Rp 10 juta, Ul (Pajak/Stabat Kota) Rp 4 juta, WS (Kampung Kruni sampai Pantai Gemi) Rp 1,2 juta dan Put (Jembatan Sei Wampu) Rp 1 juta.
Kemudian Dw (Pantai Gemi) Rp 4 juta, WU (Pasar 6 Kwala Bingai) Rp 10 juta, Bem (Titi Putih) Rp 2,5 juta, Sai (Karang Rejo/Dendang) Rp 5 juta dan WU (Pasar 6, Pasar 8, Kwala Begumit) Rp 4 juta.
Selanjutnya Bud (Getek Besilam) Rp 3 juta, Bob (Perdamaian Stabat) Rp 10 juta dan WA (Bangsal Stabat) Rp 5 juta.
Dari chatingan pesan WhatsApp yang beredar dan diperoleh KORAN TALK, dugaan upeti juga disinyalir diterima oleh Kasat Intelkam Polres Langkat, AKP Syarif Ginting.
Dalam chatingan tersebut, AKP Syarif Ginting disebut menerima setoran Rp 5 juta.
Namun, ketika dikonfirmasi, Syarif membantahnya.
Dari chatingan pesan WhatsApp yang beredar dan diperoleh KORAN TALK, dugaan upeti juga disinyalir diterima oleh Kasat Intelkam Polres Langkat, AKP Syarif Ginting.
Dalam chatingan tersebut, AKP Syarif Ginting disebut menerima setoran Rp 5 juta.
Namun, ketika dikonfirmasi, Syarif membantahnya.
Supriatin, koordinator togel yang ditangkap petugas Detasemen Intelijen Kodam I/Bukit Barisan mengubah keterangannya usai diserahkan ke polisi oleh TNI.
Dalam video baru yang diduga direkam di kantor polisi, Supriatin membantah semua pengakuannya yang sempat direkam anggota Deninteldam I/Bukit Barisan.
Surpiatin justru menuduh prajurit Kodam I/Bukit Barisan mengintimidasi dirinya soal setoran ke polisi.
"Dengan rasa takut, saya cemas. Mereka bersenjata semua mau tak mau lah saya bilang. Dengan rasa terpaksa saya takut, jadi gimana lagi, enggak tahu lagi gimana," ucapnya dalam video singkat yang diterima KORAN TALK, Selasa (15/8/2023).
Dalam video terbarunya, Supriatin yang ditangkap TNI AD itu meralat seluruh pernyataannya mengenai setoran judi.
Dia menyebut, semua setoran itu tidak ada dan hanya karangan belaka karena dikelilingi tentara, meski dia sempat menunjukkan bukti transfer.
"Nah, masalah uang yang saya transfer Rp 25 juta ke Kanit Pidum Herman itu tidak ada. Yang dibilang ke Polres itu juga tidak ada. Ke Polsek itu juga tidak ada semua," ucapnya.
Supriatin pun buka-bukaan alasannya ditangkap TNI, bukan polisi.
Dia menduga penangkapannya ini ada hubungannya dengan bisnis judi togel yang dikelola pria bernama Wak Udin.
Kata Supriatin, Wak Udin buka lapak di dekat markas Deninteldam I/Bukit Barisan.
Wak Udin adalah bos togel yang diduga dibekingi Deninteldam dan sudah ditangkap polisi.
"Cuma saya dapat informasi dibawah ada namanya Wak Udin, main di Beringin 1. Nah, pas saya tanya Beringin 1 itu siapa ? Orang Deninteldam," ujarnya.
"Saya berpikir seperti itu. Mungkin ada kaitannya sama orang itu. Sebab apa, mungkin karena ketangkap, orang itu terus merembet ke saya. Saya berpikir seperti itu," sambungnya.
Kodam Tegaskan Oknum Polisi Koordinator Lapangan Togel
Kepala Penerangan Kodam I/Bukit Barisan, Kolonel Inf Rico J Siagian menegaskan, bahwa ada anggota polisi yang jadi koordinator judi togel di Kecamatan Stabat.
Adapun oknum polisi yang jadi koordinator lapangan judi togel itu yakni Aipda Jhon Piter Hutasoit.
Aipda Jhon Piter Hutasoit bertugas di Polsek Stabat, Polres Langkat.
"Satu oknum personel polisi anggota Polsek Stabat Aipda JPH selaku koordinator lapangan judi jenis togel di wilayah Kecamatan Stabat," kata Kapendam I/Bukit Barisan, Kolonel Inf Rico J Siagian, Selasa (15/8/2023).
Rico menerangkan, hasil pemeriksaan sementara, Aipda Jhon Piter Hutasoit diduga menerima upah sebesar 6 persen dari omzet judi togel tersebut.
Upeti itu dibagi tiga secara merata dari total omzet selama perhari.
Selain Aipda Jhon Piter Hutasoit, petugas Detasemen Intelijen Kodam I/Bukit Barisan juga menangkap tiga orang lainnya.
Mereka adalah Abdul Ari (67), warga Desa Wonosari, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, sebagai juru tulis judi togel.
Kemudian Agus Sari (47), sebagai pembeli nomor togel, dan Supriatin (38), sebagai kordinator lapangan judi togel.
"Ketiga orang warga dan oknum anggota polisi tersebut langsung diserahkan ke pihak kepolisian dalam hal ini Propam Polda Sumut dan Polres Langkat untuk diproses lebih lanjut," tutup Kolonel Infanteri Rico J Siagian.
Terpisah, Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Hadi Wahyudi membenarkan adanya penangkapan yang dilakukan Kodam I/Bukit Barisan.
Tetapi, ia tidak menjelaskan secara gamblang apakah yang dimaksud termasuk Aipda Jhon Piter Hutasoit yang diduga sebagai kordinator judi.
Saat ini, kata Hadi, para pelaku masih diperiksa oleh Sat Reskrim Polres Langkat.
"Betul, bahwa hari Sabtu (12/8/2023) malam Denintel Kodam I Bukit Barisan menangkap beberapa orang terduga pelaku perjudian di Langkat. Saat ini, penyidik Reserse Polres Langkat sedang melakukan pemeriksaan untuk proses pembuktiannya," singkat Hadi.
Sosok Supriatin Koordinator Togel
Supriatin, koordinator togel di Kecamatan Stabat dan Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat buka-bukaan soal siapa saja yang menerima setoran rutin dari dirinya.
Dalam video singkat yang diterima KORAN TALK, Supriatin mengaku rutin menyetor uang judi togel ke oknum polisi.
Tidak hanya ke oknum polisi, Supriatin juga rutin menyetor ke oknum TNI yang bertugas di Koramil.
Polisi Lebih Banyak Dapat Jatah
Dalam keterangannya di hadapan petugas Detasemen Intelijen Kodam I/Bukit Barisan, Supriatin mengaku rutin memberikan setoran kepada Kanit Pidum Polres Langkat, Iptu Herman Sinaga.
Setoran yang mengalir ke Iptu Herman Sinaga senilai Rp 25 juta tiap dua minggu sekali.
Proses setoran dilakukan dengan cara transfer.
Dari pengakuan Supriatin, yang mengatur setoran ke oknum pejabat kepolisian di jajaran Polres Langkat adalah Bripka Harry Gaol.
Kata Supriatin, ia juga rutin memberikan setoran ke Polsek Stabat dan Polsek Secanggang.
Kuat dugaan, setoran mengalir ke Kapolsek Stabat dan Kapolsek Secanggang.
Untuk Kapolsek Stabat, disebut menerima setoran Rp 5 juta tiap bulan.
Sementara untuk Kapolsek Secanggang, disebut menerima setoran Rp 3 juta per bulan.
"Ini yang mengirim Jiki, dikirim langsung ke rekening si Lukman," kata Supriatin, dalam video yang dilihat KORAN TALK, Senin (14/8/2023).
Setelah uang diterima Lukman, lalu setoran itu diserahkan kepada Iptu Herman Sinaga, Kanit Pidum Polres Langkat.
Tidak hanya ke polisi, Supriatin juga memberikan setoran ke oknum TNI, anak buang Pangdam I/Bukit Barisan.
Oknum TNI yang menerima setoran dari Supriatin bertugas di Koramil.
Uang setoran untuk oknum TNI yang bertugas di Koramil nilainya lebih kecil dibanding yang diterima para pejabat kepolisian.
Untuk petugas Koramil, setorannya cuma Rp 1,5 juta.
Anggota Polsek Stabat Koordinator Lapangan Kabarnya Ditangkap
Aipda Jhon Piter Hutasoit, anggota Polsek Stabat kabarnya ikut serta dalam kasus judi togel ini.
Adapun peran Aipda Jhon Piter Hutasoit bertindak sebagai koordinator lapangan.
Jhon bekerja sebagai orang yang mencari omzet, membantu tugas Supriatin.
Saat Supriatin ditangkap petugas Deninteldam I/Bukit Barisan di Lingkungan IX, Desa Wonosari, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langakat pada Sabtu (12/8/2023) sekira pukul 22.11 WIB, Aipda Jhon Piter Hutasoit sempat disebut menghubungi anggota TNI meminta agar Supriatin dilepaskan.
Aipda Jhon Piter Hutasoit juga dikabarkan sempat mengejar tim Deninteldam I/Bukit Barisan hingga ke pintu tol Stabat.
Respon Kapolsek Stabat
Kapolsek Stabat, AKP Ferry Ariandy tak banyak memberikan keterangan.
Dia cuma mengucap terima kasih atas informasi yang disampaikan itu.
"Terima kasih infonya. Untuk pelaku masih ditangani Sat Reskrim Polres Langkat utuk didalami kebenarannya," kata Ferry, Senin (14/8/2023).
Ditanya mengenai Aipda Jhon Piter Hutasoit, Ferry enggan berkomentar.
"Untuk internal personel Polri, kalau ada yang melakukan pelanggaran, Propam Polres Langkat yang tangani," ujar Ferry.
Baca Juga : Kabar Terkini Pino Bahari, Petinju Peraih Emas Asian Games yang Banting Setir Jadi Sopir Taksi
Buka Bisnis dengan Jiki
Supriatin, koordinator togel di Kecamatan Stabat dan Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat mengaku buka usaha judi bersama Jiki.
Jiki adalah pria Tionghoa yang bertindak sebagai bandar.
Sayangnya, Jiki dalam kasus ini belum ditangkap.
Menurut Supriatin, ia baru beberapa bulan saja menjalankan bisnisnya di Kecamatan Secanggang dan Kecamatan Stabat.
Sebelumnya, Supriatin membuka usaha togel di Brandan, Besitang, Pangkalan Susu dan Gebang.
Namun, bisnis togel di beberapa tempat tersebut tidak berjalan lancar.
"Jiki ini awalnya saingan awak," kata Supriatin.
Karena bisnis togelnya hancur digilas Jiki, Supriatin kemudian berkolusi dengan pria Tionghoa tersebut.
Supriatin kemudian memulai usahanya dengan bantuan oknum polisi dan TNI di Secanggang dan Stabat.
"Untuk di Stabat omzetnya Rp 5 juta. Secanggang cuma Rp 800 ribu," kata Supriatin.
Tangkap Dua Juru Tulis
Petugas Deninteldam I/Bukit Barisan turut menangkap dua juru tulis anak buah Supriatin.
Mereka adalah Abdul Ari (67) warga Desa Wonosari, Kecamatan Stabat, Langkat dan Agus Sari (47) warga Desa Wonosari, Kecamatan Stabat, Langkat.
Dalam rilis resmi yang dikirimkan anggota Intelijen Kodam I/Bukit Barisan ke WhatsApp KORAN TALK, petugas menyita satu unit kalkulator, dua unit HP merk Redmi, dua unit HP merk Nokia dan dua unit HP merk Samsung note 9.
Selain itu, disita juga satu unit HP merk Samsung Z Fold 4, dua buah pena dan satu buah hekter, serta uang tunai Rp 57 ribu.
Terkait kasus ini, Polres Langkat sempat berencana menggelar konfrensi pers.
Namun konfrensi pers gagal digelar.
Tidak jelas apa alasan pembatalan konfrensi pers tersebut.
Kuat dugaan, konfrensi pers batal karena diduga kasus ini melibatkan banyak oknum kepolisian
(¯´•._.•TERIMAKASIH•._.•´¯)