Iklan

iklan

Iklan

iklan
,

Iklan

iklan

SAMA-SAMA JENDERAL PURN: SBY Baper Ditinggalkan Nasdem, Prabowo Malah Berjoget Ditinggalkan PKB

POLISI SLOT
4 Sep 2023, 01:20 WIB Last Updated 2023-09-03T18:20:52Z


KORAN TALK
- Susilo Bambang Yudhoyono merupakan Jenderal TNI Purnawirawan, sama dengan Prabowo Subianto.


SBY sudah dua periode terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia tahun 2004 hingga 2014.


Sementara, Prabowo sudah empat kali maju sebagai capres dan cawapres, sayangnya belum terpilih.


Namun, dalam menyikapi pertarungan politik, SBY dan Prabowo sepertinya jauh berbeda.


Apa perbedaanya?


Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra mengungkap kondisi bakal calon presiden yang juga ketua umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, pasca ditinggal Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar yang kini menjadi cawapres Anies Baswedan.


"Beliau biasa-biasa saja, santai saja, tidak seperti reaksinya Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono)," kata Yusril, usai deklarasi dukungan kepada Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Pemilu 2024 di Surabaya, Minggu (3/9/2023).


Reaksi SBY yang dimaksud yakni setelah Anies Baswedan memutuskan menggandeng Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, dan tidak memilih Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapres.


Prabowo Subianto menurut dia sudah mengantisipasi langkah-langkah politik anggota koalisi Indonesia Maju.


"Politik kan memang harus menyiapkan segala kemungkinan," ujar dia.


Seperti diketahui, PKB yang sebelumnya membuat koalisi bersama Partai Gerindra memilih hengkang setelah masuknya PAN dan Partai Golkar.


PKB kemudian merapat ke koalisi pendukung Anies Baswedan dan dengan cepat mendeklarasikan Muhaimin Iskandar ketua umumnya menjadi cawapres.


Masuknya PKB ke dalam koalisi pendukung Anies Baswedan membuat Partai Demokrat merasa dikhianati dan memilih mencabut dukungan untuk Anies Baswedan.


Dengan keluarnya Partai Demokrat, koalisi partai pendukung Anies Baswedan selain PKB yakni Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).


Terkait dukungan kepada Prabowo, PBB  memastikan partainya akan konsisten untuk terus mendukung dan tidak akan meninggalkan koalisi bersama PAN dan Partai Golkar. "Kami konsisten dan tidak akan meninggalkan Pak Prabowo," kata Yusril sebagaimana dikutip dari Kompas.com, Minggu.



Baca Juga : Ketika Anak Tukang Sepatu Tembus Menjadi Jenderal Bintang Tiga, Ini Profil Letjen Agus Rohman




Prabowo berjoget dan tertawa

Prabowo Subianto, calon presiden dari Koalisi Indonesia Maju (KIM), berjoget dan tertawan mendapat tambahan dukungan dari Partai Gelora.


Partai Gelora melengkapi koalisi KIM yang sebelumnya sudah dihuni Partai Gerindra, Partai Bulan Bintang, Partai Golkar, dan Partai Amanat Nasional.


Prabowo berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan Partai Gelora.


Prabowo berjanji tak akan menyia-nyiakan kepercayaan itu serta siap berjuang bersama dan berbakti untuk rakyat.


Prabowo memastikan kehadiran Partai Gelora bukan penyenang hati karena KIM ditinggal pergi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang memilih menetapkan hati merapat ke Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang dimotori Partai NaDem dan PKS.


"Enggak ada lara-laraan," kata Prabowo, Sabtu (2/9/2023).


Menurut Prabowo, demokrasi adalah proses diskusi.


"Sesama partai bisa saling bertemu dan berangkulan. Bisa juga berpisah. Yang pasti dia akan selalu berbuat yang terbaik untuk rakyat," ujarnya.


"Rakyat yang menilai setiap perbuatan, setiap ucapan. Rakyat tidak bodoh, rakyat tidak bisa dibohongi. Semuanya kita serahkan kepada rakyat,"sambungnya.


Meski PKB telah bergabung dengan Koalisi Perubahan untuk Persatuan, namun Prabowo meyakini kalau PKB akan kembali dalam suatu waktu.


"Tapi tenang saja. InsyaAllah mereka (PKB) akan hadir kembali. karena kita anggap semua orang itu saudara kita. Tidak ada masalah," ujar Prabowo.


Prabowo lantas menyinggung kalau pada Pilpres mendatang tidak masalah ada berapapun pasangan yang bertanding. Sebab, yang memilih pada akhirnya ada pada kewenangan rakyat. "Mau satu pasang dia pasang 3 pasang 4 pasang yang penting rakyat yang memilih, rakyat yang menentukan, rakyat sudah cerdas dalam menentukan keputusan, kita hormati keputusan rakyat," tukas dia.


Reaksi SBY: Ada Master Mind yang Diketahui Pak Lurah


Sementara, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan ada sosok "Master Mind" yang diketahui "Pak Lurah" di balik gagalnya Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi cawapres Anies Baswedan di Pemilu 2024 tahun depan.


Di hadapan anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, SBY mengatakan pernah diingatkan oleh kerabatnya apakah keputusannya mendukung Anies sebagai Capres di Pilpres 2024 adalah tepat. Pada saat itu pilihannya mantap mendukung Anies. Kini dirinya baru sadar ternyata ucapan kerabatnya itu benar.


"Kalau jujur saya pun tidak menyangka atas terjadinya kejadian itu 3 hari yang lalu setelah setahun lamanya koalisi ini bersama-sama berikhtiar, berjuang untuk bisa menjadikan kenyataan mengusung capres dan cawapres yang diinginkan oleh rakyat," kata SBY di Cikeas, Jawa Barat, Jumat (1/9/2023).


"Tiba-tiba terjadilah peristiwa tiga hari yang lalu itu."


SBY melanjutkan: "Sebenarnya beberapa teman sudah mengingat saya agak lama baik dari kalangan kader maupun luar Demokrat," katanya.


"Pak SBY benar-benar percaya kepada orang-orang itu? Saya jawab dengan praduga yang baik saya percaya. Ya silakan saja dilihat nanti yang penting saya sudah mengingatkan."


SBY juga mengutip sebuah pesan dari netizen. "Ada lagi komentar ini Demokrat kena prank dari musang berbulu domba. Ini kan peribahasa lama kita dulu sekolah SD SMP," kata SBY.


"Tapi musang berbulu domba di depan baik, manis, lembut, penuh persahabatan tetapi di balik itu saat lengah kita dicaplok dan dimakan sampai habis. Peribahasa. Mungkin tafsirnya kita ditelikung seperti peribahasa ini," kata SBY.


SBY lalu menyinggung ada seorang menteri aktif dari kabinet Indonesia Maju di pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengusulkan agar Partai Demokrat berkoalisi dengan PKS dan PPP.


Menurutnya, desakan ini disebut oleh menteri aktif tersebut sudah sepengetahuan 'Pak Lurah'. "Kita juga tahu seorang menteri masih aktif dari Kabinet Jokowi, secara intensif, melakukan lobi termasuk kepada Partai Demokrat dengan mengajak dan membentuk koalisi yang baru."


"Koalisi (yang diminta) Demokrat, PKS, dan PPP. Yang bersangkutan mengatakan inisiatif (lobi) ini sudah sepengetahuan Pak Lurah," kata SBY.


SBY mengatakan bahwa ada sosok 'master mind' atau dalang yang mengendalikan terkait koalisi partai politik (parpol) dan pasangan capres-cawapres yang bakal maju di Pilpres 2024 mendatang. Namun, SBY mengungkapkan tidak tahu siapa sosok 'master mind' yang dimaksud tersebut.


"Ada persengkokolan untuk mengeksekusinya, menjalankannya," katanya.


Lebih lanjut, SBY menilai segala bentuk spekulasi dan intrik politik ini akan terbuka pada saatnya di hadapan rakyat.


SBY bersyukur ditinggalkan Anies dan NasDem


Lebih lanjut, SBY mengaku bersyukur ditinggalkan Anies Baswedan dan Partai NasDem. Dia justru merasa diselamatkan oleh Tuhan karena peristiwa tersebut.


Menurut SBY, peristiwa ini menandakan Tuhan tidak setuju Demokrat mendukung atau bermitra dengan orang yang tidak jujur dan amanah. Khususnya, pihak yang telah mengkhianati sesuatu yang telah disepakati.


"Saya renungkan baik-baik tadi malam dalam kontemplasi saya, justru kita diselamatkan oleh Tuhan, oleh Allah apa Yang saya maksudkan? kita tidak diizinkan oleh Allah untuk mendukung seseorang dan untuk bermitra dengan orang yang lain, yang kalau kita teladani akhlak pemimpin-oemimpin besar, bagi yang beragama Islam, akhlak Rasulullah, yang kita rasakan sekarang ini mereka tidak sidik, tidak jujur, tidak amanah, berarti tidak bisa dipercaya dan mengingkari hal-hal yang telah disepakati," kata SBY di Cikeas, Bogor, Jawa Barat pada Jumat (1/9/2023).


SBY menilai Tuhan menjauhkan Demokrat yang tidak memegang komitmen dan janji politiknya.


Dia pun mengkritisi Anies yang tidak amanah meskipun belum memegang kekuasaan yang besar.


"Tidak memegang komitmen dan janji-janjinya, nah sekarang saja tidak sidik, tidak amanah, tidak memegang komitmennya bagaimana nanti kalau menjadi pemimpin bukan kekuasaan yang besar? Akan diapakan?," jelasnya.


Lebih lanjut, SBY menambahkan pihaknya akan mengambil hikmah dari setiap kejadian yang dialami oleh partainya.


"Saya kira kalau kita renungkan ini, kita ambil hikmahnya, kita dibebaskan dari dosa yang mungkin akan kita pikul kalau kita masih berada bersama-sama mereka itu dan mengusung seseorang untuk menjadi pemimpin bangsa Indonesia," jelasnya.


"Selain itu kita ternyata jugaa tidak diijinkan untuk berkoalisi dengan seseorang yang sejak awal sudah melanggar dan mengingkari kesepakatan, tertulis dalam kesepakatan koalisi, menjunjung tinggi prinsip kesetaraan Equality dan kesetaraan," sambungnya.


Sekilas Sosok 'Pak Lurah'


Sebagai informasi, istilah 'Pak Lurah' pertama kali disebutkan oleh Jokowi dalam pidatonya di Sidang Tahunan MPR pada 16 Agustus 2023.


Jokowi mengatakan awalnya dirinya tidak mengetahui sosok yang dipanggil dengan istilah 'Pak Lurah' tersebut.


Lantas, Jokowi baru mengetahui bahwa istilah 'Pak Lurah' itu ditujukan kepadanya.


"Saya sempat mikir siapa ini Pak Lurah, sedikit-sedikit kok Pak Lurah. Belakangan saya tahu yang dimaksud Pak Lurah saya. Saya jawab saya bukan lurah, saya Presiden RI," katanya saat itu.

Dapatkan update berita setiap hari dari korantalk.news , Mari bergabung di Grup Telegram caranya klik Link Ini ╰┈➤ ( https://t.me/korantalk_news ) kemudian join °༄°

                                                              (¯´•._.•TERIMAKASIH•._.•´¯)

iklan